Selasa, 18 Maret 2014

Pasti Berlalu

Akhir dari sesuatu hal yang kecil, bisa jadi merupakan Awal untuk sesuatu hal yang besar. Jika kata-kata ini dihubungkan dengan situasi para pelajar/mahasiswa yang pada umumnya kelulusan merupakan tujuan akhir mereka, itu adalah persepsi yang salah. Memang kelulusan adalah akhir dari kegiatan pendidikan, namun sebenarnya kata "akhir" disini adalah akhir untuk memulai sebuah perjalanan yang lebih panjang lagi. Pendidikan itu sendiri adalah sebuah bekal agar dapat menghadapi kehidupan untuk kedepannya (khususnya kerja).

Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, setiap manusia akan selalu dihadapkan dengan yang namanya masalah. Bahkan untuk bayi yang baru lahir pun sudah memiliki masalah. Apalagi untuk orang dewasa yang kebanyakan dari mereka, masalah ini adalah sahabat yang selalu menemani setiap langkahnya. Pengetahuan dan pengalamanlah yang akan membimbing mereka untuk mengatasi masalah itu.

Ada sebuah cerita yang saya ambil dari buku. Yuk dibaca!

Hari itu adalah hari perpisahan bagi murid-murid tingkat akhir di sebuah Pesantren di Jawa. Ada sebuah kebiasaanbaik menjelang perpisahan, yaitu ketika sang kiai pemimpin pesantren memberikan petuah singkat. Petuah yang begitu dinanti oleh segenap santri, karena mereka sadar apa yang akan disampaikan oleh orang yang mereka hormati itu adalah demi kebaikan dan kesuksesan mereka.

Dengan perlahan, kiai melewati barisan santri yang duduk bersila di Masjid Jami. Sampai di mimbar, sang kiai membuka pidatonya dengan ucapan syukur dan salawat, kemudian beliau diam sejenak hingga suasana menjadi hening. Lalu, beliau menyampaikan pidatonya.

“Anak-anak, hidup ini selalu ada saat sulit dan saat mudah. Kadang, ada kondisi yang menyempitkan dadamu. Kadang, ada pula peristiwa yang melambungkan dirimu. Karenanya aku punya satu pesan untuk kalian. Inilah pesan agar kalian bisa melewati ujian kesenangan maupun cobaan kesedihan. Dengarkan baik-baik, dan tanamkan dalam hatimu kata-kata yang keluar dari mulutku; ‘SEMUA INI AKAN BERLALU’”.

Semua ini akan berlalu. Hujamkan kata-kata itu di dalam hati kalian. Semua ini akan berlalu. Dalam kondisi berhasil dan senang, ingat-ingatlah, semua ini akan berlalu, maka kalian tidak akan sombong dan lupa diri karenanya. Dalam kondisi sulit dan gundah, ingat-ingatlah, semua ini akan berlalu, maka kau akan menjadi tenang dan tak putus harapan.

Semua ini akan berlalu. Semoga bermanfaat untuk kalian

Jadi, apa yang kalain dapat dari cerita diatas? 

untuk menambah motivasi bagi kalian yang sedang mengalami kesulitan, coba baca Al Qur'an Surat Al-Insyirah ayat 5 dan 6, yang artinya

“karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,” (QS Al-Insyirah: 5). Ayat ini di ulang sekali lagi, “sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,” (QS. Al-Insyirah: 6)

Inilah yang dinamakan sunatullah. tidak akan ada umat manusia yang bisa menghindar dari sunatullah. semua manusia pasti akan merasakan yang namanya kesulitan. Dan ingat, tidak akan ada manusia yang teruuuss dalam keadaan sulit, dan tidak akan ada pula manusia yang terus dalam keadaan mudah/senang. Jika hati atau pikiranmu sedang gundah, penuh masalah, penat, tidak karuan atau apapun, ingatlah ayat ini!!!

Jadi teringat puisi yang ada di buku kisah lainnya

Pada saat masalah menghampirimu, janganlah berkecil hati
Itu adalah pasangan hidupmu
Itu adalah takdirmu
Susuatu yang telah dipersiapkan untukmu, bahkan sebelum kau dilahrikan
Itu adalah pelengkap hidupmu
Itu adalah gurumu, maka cintailah dia

Penilaian Tuhan tidak dimulai saat kau menerimanya
Karena semua orang akan menerimanya, tanpa terkecuali
Selayaknya seperti orang-orang sebelummu

Jangan pernah berusaha menolak kesalahanmu
Terimalah itu sebai bekalmu, untuk perjalanan panjangmu
Justru kesalahanmu dimulai ketika kau menolak menerima kesalahanmu
Sedangkan kau menyadarinya

Lapangkanlah dadamu, sehingga luas, tempat untuk ilmu yang berguna
Penilaian Tuhan dimulai saat kau memperbaikinya

Sumber:
  • Al Qur'an
  • Rahman, A. (2014). Halaqah Cinta. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.
  • Irham, N dkk. (2012). Kisah Lainnya. Jakarta: PT Gramedia

Senin, 17 Maret 2014

Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Apa itu Pendidikan Jasmani (Penjas)? Apa itu Olahraga? Bukankah tidak ada perbedaan di antara keduanya? Itulah pendapat orang awam menanggapi kedua kata diatas, bahwa tidak ada perbedaan antara penjas dan olahraga. Namun jika telah mengetahui makna yang sebenarnya, terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara penjas dan olahraga. Lalu apa yang membedakannya? Mari kita bahas pengertian penjas dan olahraga terlebih dahulu.

Pendidikan Jasmani
Penjas terdiri dari dua kata, yaitu “pendidikan” dan “jasmani”. Menurut Undang-Undang RI No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 1 dijelaskan bahwa  Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi peranannya di masa datang. Hal ini berarti pendidikan dapat memberikan modal berupa kemampuan baik secara fisik maupun pikiran bagi manusia untuk menyelesaikan dan mengarungi tantangan kehidupan pada masa mendatang. Sedangkan jasmani menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu badan atau tubuh. Jadi secara garis besar, bahwa Pendidikan Jasmani yaitu pendidikan melalui aktivitas badan atau tubuh. Dengan kata lain, aktivitas tubuh dijadikan sebagai alat atau media dalam aktivitas mendidik guna tercapainya tujuan pendidikan secara umum.  Begitu pula dengan mata pelajaran yang lainnya seperti pendidikan matematika yang menggunakan angka sebagai media dalam proses pembelajarannya.

Olahraga
Olahraga sebenarnya memiliki dua arti yaitu olahraga yang berasal dari Bahasa Indonesia dan olahraga yang berasal dari kata sport. Olahraga yang berasal dari bahasa Indinesia memiliki arti gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Sedangkan pengertian olahraga yang berasal dari kata sport dalam budaya Amerika diartikan sebagai aktivitas bermain yang diorganisir dan bersifat kompetetif. Coakley (2001), menyatakan bahwa olahraga memiliki tiga indikator, yaitu: 1) sebagai bentuk keterampilan tingkat tinggi; 2) dimotivasi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik motivasi; dan 3) ada lembaga yang mengatur dan mengelolanya.

Dari definisi di atas jelas terdapat perbedaan antara Pendidikan Jasmani dan Olahraga (baik dalam arti Bahasa Indonesia maupun dalam konteks sport). Olahraga dalam konteks sport lebih menekankan terhadap aktivitas yang menggunakan keterampilan tingkat tinggi yang diikat oleh sebuah peraturan dalam pelaksanaannya yang telah disepakati. Oleh karena itu olahraga memiliki ciri khusus yaitu bersifat kompetitif. Disaat olahraga kehilangan ciri kompetitifnya, maka aktivitas jasmani itu berubah bentuk menjadi kegiatan permainan atau rekreasi.

Lalu, mengapa dalam pendidikan jasmani sering menggunakan aktivitas kecabangan olahraga?
Pendidikan jasmani sangat erat kaitannya dengan aktivitas olahraga, karena keduanya memiliki kesamaan yaitu menggunakan gerak tubuh dalam pelaksanaannya. Tujuanlah yang membedakan antara penjas dan olahraga. Tujuan utama penjas itu sendiri mengarah kepada tujuan pendidikan, jadi pemanfaatan olahraga (sebagai sport) disini hanyalah sebagai aktivitas dalam proses pembelajarannya. Oleh karena itu dalam penjas, peraturan-peraturan dalam aktivitas olahraga yang digunakan sebagai alat atau media dalam pembelajaran penjas dapat dimodifikasi sedemikain rupa (ukuran lapang, alat yang digunakan, atau aturan bermain) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai saat pembelajaran. Sedangkan tujuan utama olahraga adalah untuk mendapatkan prestasi setinggi-tingginya. Karena olahraga ini bersifat kompetitif, pelakunya mau tidak mau harus menampilkan keterampilan gerak yang tinggi, dan untuk dapat menguasai keterampilan yang tinggi ini hanya didapat melalui latihan yang rutin. Tidak seperti pendidikan jasmani yang hanya dilakukan disekolah satu kali dalam seminggu.

Selain itu makna olahraga di kalangan masyarakat sangatlah beragam, seolah-olah olahraga disini memiliki banyak sekali makna yang diterjemahkan menurut persepsi dan pengetahuan yang mereka miliki. Bagi masyarakat yang tidak tahu, olahraga (sebagai sport) ini diartikan hanyalah sebuah aktivitas jasmani. Bahkan ibu-ibu yang sedang mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, atau mencuci sering dikatakan sebagai olahraga. jika disimpulkan makna olahraga mengandung beberapa makna yaitu olahraga sebagai aktivitas jasmani atau gerak badan, olahraga sebagai kegiatan bermain, hingga olahraga sebagai bentuk pencapaian prestasi.

Persamaan dan Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Sebelum membahas perbedaan, pendidikan jasmani serta olahraga memiliki satu persamaan yang sangat menonjol, yaitu sama-sama mengandung “gerak insani”. Olahraga dapat dimanfaatkan untuk proses kependidikan, meskipun pada dasarnya olahraga muncul bukan diarahkan untuk kepentingan pendidikan. Sedangkan penjas tidak akan lepas dari yang namanya aktivitas jasmani, karena inilah pembeda antara mata pelajaran penjas dengan pelajaran yang lainnya.

Lalu apa perbedaan antara Penjas dan Olahraga ini?
Pendidikan Jasmani
Olahraga
Peserta bersifat heterogen
Peserta bersifat homogen
Tujuan: guna mencapai tujuan pendidikan
Tujuan: mendapatkan prestasi setinggi-tingginya
Berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan peserta didik
Berorientasi pada program latihan
Materi: semua aktivitas gerak termasuk olahraga
Materi: Kecabangan olahraga
Guru sebagai subjek
Pelatih sebagai subjek
Waktu pelaksanaan sesuai dengan jumlah jam tiap pertemuan
Waktu pelaksanaan cenderung tidak dibatasi

Dari tulisan diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani dan Olahraga (sebagai sport) memiliki perbedaan yang signifikan dari berbagai aspek. Semoga pandangan masyarakat yang masih menyamakan makna antara penjas dan olahraga ini mulai berkurang. Diharapkan bagi yang membaca tulisan ini, untuk tidak sungkan membagi ilmunya kepada teman atau saudara, agar pada masa yang akan datang tidak ada lagi perbedaan pendapat antara makna penjas dan olahraga. Aamiin

Sumber:

Jumat, 14 Maret 2014

Sport and Religion

Sehat, siapa yang tidak mau sehat? Kesehatan merupakan faktor utama manusia untuk dapat melakukan sebuah kegiatan. Jika tidak sehat atau sakit, seseorang tidak akan mampu melakukan kegiatan dengan baik dibandingkan jika ia sehat. Kesehatan sendiri merupakan salah satu nikmat yang amat besar dari Allah SWT.
“Rasulullah saw. bersabda, “Mintalah kamu kepada Allah ampunan dan kesehatan. Sesungguhnya setelah nikmat keimanan, tidak ada nikmat lebih baik yang diberikan kepada seseorang selain nikmat sehat” (HR. Nasa’i)
Sebagai umat muslim yang diberikan amanah berupa tubuh, sudah seharusnya kita jaga kesehatan tubuh agar dapat melakukan berbagai kegiatan terutama beribadah kepada Allah. Lalu, bagaimana upaya kita dalam menjaga kesehatan? ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu menjaga pola makan, menjaga kebersihan, olahraga, dan mungkin masih banyak yang lain. Namun pada kesempatan kali ini, akan lebih dibahas mengenai menjaga kesehatan melalui kegiatan olahraga atau aktivitas jasmani.
Olahraga merupakan aktivitas untuk melatih tubuh, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani, guna mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi. Kegiatan olahraga ini merupakan aktivitas yang paling ampuh bukan hanya untuk memelihara kesehatan, namun dapat juga melatih dan meningkatkan kemampuan gerak seseorang. Pada jaman modern seperti sekarang ini, banyak cabang olahraga yang dapat dilakukan, seperti sepak bola, renang, futsal, bulutangkis, basket, dll. Aktivitas jasmani seperti jogging, senam, bersepeda pun dapat dilakukan.
Ajaran Islam memberikan pedoman (Al Qur’an dan Hadits) bagi para pengikutnya dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
“Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (QS. Al-Isra’:9)
Sebagai salah satu contoh pedoman bagi umat muslim yaitu untuk senantiasa menutup aurat. Menutup aurat ini bukan tanpa manfaat. Untuk kaum wanita, menutup aurat adalah hal yang amat wajib dilakukan.  
Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kehormatannya; janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) tampak padanya. Wajib atas mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. (QS An-Nur:31).
Pada jaman sekarang ini, tidak semua laki-laki memiliki akhlak serta pikiran yang baik. Salah satu masalah yang sedang marak terjadi pada masyaraat adalah pelecehan seksual terhadap kaum wanita. Bukan tanpa sebab, faktor utama terjadinya pelecehan seksual ini karena wanita itu sendiri tidak menutup auratnya yang menyebabkan timbulnya nafsu pada kaum laki-laki.
Lalu, apa hubungannya dengan olahraga???
Untuk beberapa jenis kegiatan olahraga atau aktivitas jasmani seperti berenang dan senam, sangat identik dengan olahraga yang menggunakan pakaian minim. Bukan tidak ada alasan setiap cabang olahraga memiliki pakaian khusus dalam pelaksanaannya. Faktor sepert efektifitas dan kenyamanan menjadi penyebab pakaian olahraga pada jaman sekarang lebih minim, itu semuabertujuan guna tercapainya aktivitas olahraga yang lebih baik. Selain itu penggunaan teknologi pada pembuatan pakaian olahraga sangat mempengaruhi, misalnya pakian renang yang meniru sifat kulit lumba-lumba agar pada saat berenang hambatan air tidak mepengaruhi gerakan sang pelaku.
Islam kan mengajarkan umatnya untuk menutup aurat. Jadi, umat islam tidak boleh berolahraga khususnya renang???
Rasulullah bersabda “Ajarilah anakmu (olahraga) berenang dan memanah” (HR.Dailami).
hadits kedua
Setiap sesuatu yang tidak termasuk mengingat Allah, ia merupakan permainan yang sia-sia kecuali empa hal; seorang lelaki berjalan diantara dua tujuan (untuk memanah), melatih berkuda, bermesraan dengan keluarga, dan mengajarinya berenang (HR. At-Thabrani)
Dari hadits diatas, sudah jelas bahwa umat muslim dianjurkan untuk berolahraga. Namun yang harus digaris bawahi disini adalah berolahraga dengan tetap mengindahkan aturan-aturan Islam seperti menutup aurat. Selain itu, di jaman modern seperti sekarang ini, aktivitas senam berkembang sangat pesat hingga muncul senam yang menggabungkan dengan kegiatan tari seperti senam zumba yang banyak pelakunya menggunakan baju-baju yang tidak sesuai dengan syariat islam.
Pernahkah terlintas di pikiran anda, “mengapa banyak cabang olahraga tidak berpihak kepada umat muslim khususnya wanita (missal dari segi pakian)?”
Ilmu ini saya dapat saat mengikuti perkuliahan, bahwasannya olahraga atau aktivitas jasmani yang terlahir dari suatu negara atau masyarakat tidak lepas dari pengaruh budaya dan kebiasaan mereka. Budaya-budaya barat banyak yang bertolak belakang dengan budaya umat muslim khususnya dalam berpakaian. Ini yang menjadi salah satu faktor penyebab mengapa banyak cabang olahraga yang memiliki cirri khas dengan pakaian minim. Tapi aktivitas berenang kan sudah ada dari jaman Rasul? Mengapa sekarang berenang identik dengan menggunakan pakian minim? Memang benar, kita semua tau bahwa kegiatan berenang itu sudah ada dari jama dulu, namun dalam hal perkembangannya kegiatan berenang ini lebih maju di negara luar. mereka mengembangkan bagaimana caranya agar kegiatan berenang ini dapat dilakukan dengan baik, efektif, dan nyaman? Menciptakan pakaian renang yang minim adalah pilihannya, karena mereka yang tidak mempunyai aturan khusus dalam berpakaian cenderung tidak masalah dengan hal ini.
Lalu bagaimana umat muslim seharusnya dalam melakukan kegiatan olahraga atau aktivitas jasmani? Intinya, tidak ada larangan seorang muslim untuk melakukan olahraga baik itu renang, jogging, bersepeda, futsal, senam atau apapun. Namun yang menjadi larangan umat muslim adalah jangan sewenang-wenang dalam berpakaian, karena sudah jelas aturannya bahwa menutup aurat adalah sebuah kewajiban. Memang akan risih dan tidak nyaman bagi wanita melakukan kegiatan olahraga dengan menutup aurat. Gerakan yang tercipta tidak akan sefektif dengan menggunakan pakaian yang memang khusus, namun yang harus ditekankan disini adalah apakah kita akan melanggat ketentuan yang telah Allah buat hanya untuk berolahraga? Ada pepatah “bias karena terbiasa”, mungkin awal-awal bagi wanita akan risih dan tidak nyaman, namun jadikanlah olahraga ini kebiasaan, insyaAllah akan terbiasa meski dalam keadaan menutup aurat. Selain itu, kegiatan olahraga itu bukan hanya berenang atau senam saja, masih banyak cabang olahraga atau aktivitas jasmani lainnya. Selain itu, di jaman yang serba ada seperti sekarang ini, sudah ada kolam renang yang memang khusus untuk kaum wanita. Bahkan sekarang sudah banyak pakaian renang yang di rancang khusus untuk wanita muslim.
Ada tips agar kita rajin berolahraga atau beraktivitas jasmani, yaitu jadikan olahraga ini sebuah kebutuhan bukan sebuah tuntutan. Mengapa? Karena kebutuhan adalah sesuatu yang mamang kita butuhkan untuk sekarang, besok, lusa dan untuk kedepannya. Karena olahraga ini merupakan jembatan yang akan mengantarkan kita ke keadan sehat. Jika kita memandangnya sebagai sebuah tuntutan, maka akan ada rasa terpaksa saat melakukannya. begitu pun ibadah, jadikan ibadah sebagai kebutuhan bukan sebagi kewajiban.
Kesimpulan dari tulisan ini mungkin
"Untuk sehat bukan berarti harus mengorbankan keyakinan terhadap agama"

Sumber:
Al-Quran dan Hadits
Rahman, A. (2014). Halaqah Cinta. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.

Jumat, 07 Maret 2014

Pantaskan Diri

Pantaskan Diri
Apa yang harus dipantaskan? Mengapa harus memantaskan diri? Memantaskan diri seperti seperti apa?
Memang tidak semua orang, khususnya laki-laki mengetahui maksud dari kaimat diatas. Namun, kata-kata inilah yang merupakan motivasi terbesar yang mulai muncul dari dalam diri ini. Bagi orang yang tidak tau, akan bingung mengapa kata "pantaskan diri" dapat menjadi sebuah motivasi? padahal pada umumnya kata-kata motivasi itu terdri dari beberapa kalimat. Semoga catatan ini dapat menjadi bahan renungan atau teori dalam mengatasi masalah yang akan dibahas.

Saat usia mulai menginjak 20 tahun, banyak orang mulai resah mengenai jodoh yang akan dia dapatkan. Bahkan ada pepatah "tenang aja, jodoh mah sudah ada yang ngatur", simpel memang namun dengan mendengar kata-kata itu saja tidak cukup untuk menghilangkan rasa penasaran akan jodoh yang didapat. "Laki-laki yang baik dalah untuk wanita yang baik pula" (QS. An Nur;26) inilah jawaban awal untuk menjawab pertanyaan siapakah jodoh kita?? bagi orang yang berfikir, dari ayat diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa, seperti apa jodoh yang akan didapatkan adalah sesuai dengan seperti apa diri kita ini. Apakah mungkin seorang laki-laki preman berjodoh dengan seorang wanita shalehah? tidak menutup kemungkinan hal itu bisa terjadi, karena Allah memberi pelajaran kepada hamba-Nya dengan bebeda-beda. Namun jika dipikir dengan akal sehat, itu cukup mustahil.

Budaya pacaran memang sudah menjadi hal yang lumrah terjadi kalangan masyarakat khususnya para remaja, entah motivasi apa dibalik itu semua namun denga pacaran seolah-olah baik itu laki-laki ataupun perempuan merasa status nya telah naik dimata orang. memang tidak semua orang mengikuti budaya ini, tapi mayoritas anak remaja sangat berharap dapat merasakan memiliki hubungan khusus ini. Bagi laki-laki atau permpuan yang "jomblo" atau tidak punya pacar pasti dengan sibuknya mencari calon yang didambakannya. khususnya para laki-laki yang memang budaya di Indonesia mengenai pacaran ini memegang peranan penting saat akan dimulainya suatu hubungan. Saat usia sudah mulai menginjak kepala dua, mulailah berfikir bagi yang memiliki pacar untuk lebih serius kedepannya, dipersatukan diri dalam sebuah janji. Namun yang memang masih tidak memiliki pacar sudah mulai lebih serius mempersiapkan diri agar medapatkan calon yang diinginkan.

Lalu, apa hubungannya dengan "pantaskan diri"? memang manusia itu tidak lepas dari sifat tergesa-gesa (QS. al-Isra': 11), mereka tidak sabar untuk dapat memiliki jodoh yang mereka inginkan. Dalam sudut pandang laki-laki, persiapan adalah hal yang paling harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, karena memang tanggung jawab seorang laki-laki di sebuah keluarga kelak sangatlah besar. Kembali ke pantaskan diri, manusia dengan hawa nafsu yang dimiliki pasti ada dipikirannya jika melihat orang yang disukai/dikagumi/atau dicintainya, akan timbul sebuah statement "ya Allah semoga aku berjodoh dengannya". Lalu pantaskan diri? jika memang kau menginginkan dia menjadi jodoh mu, coba tanya pada diri sendiri, apa kau pantas bersama dia? apakah dia lebih baik atau tidak lebih baik darimu? Disinilah seharusnya motivasi itu muncul bagi orang yang berfikir. Jika memang dia lebih baik dari mu dilihat dari banyak hal, seperti lebih pintar, lebih shaleh, lebih baik atau apapun jangan terlalu berharap dia akan menjadi jodohmu, kembali ke QS An Nur ayat 26 bahwa laki-laki baik untuk wanita yang bai pula. Oleh karena itu jika memang kau menginginkan orang jadi jodohmu dan dia lebih baik darimu, "buatlah dirimu pantas" lakukan segalah usaha agar kau dapat melebihi atau pun sama baiknya dengan dia. Karena dengan itu, mungkin kau satu langkah lebih dekat untuk mendapatkannya. Kemudian, bagaimana jika kita telah berusaha menjadi pribadi baik yang sama dengan orang yang didambakan, tetapi tetap dia bukan jodoh kita???
Apakah sia sia apa yang telah dilakukan? haha tidak sama sekali, selalu ingat manusia hanya bisa berencana tapi Allah lah yang menentukan. Kita telah berusaha menjadi pribadi yang baik dari sebelumnya namun tidak mendapat jodoh yang memang kita inginkan, mungkin Allah telah menyiapkan jodoh yang lebih baik untukmu karena mungkin kau telah menjadi pribadi yang lebih baik dari target sebelumnya. Karena pada umumnya hasil yang akan kita dapat adalah sesuai dengan usaha yang kita lakukan.. Aamiin

Ada sebuah kata-kata dari nazril irham
"ketika semua yang diinginkan menjauh dari kehidupan. Tetaplah sabar, ikhlas dan selalu tersenyum. Karena akan ada satu hati yang diam dan bertahan menantimu di luar sana"

Sabtu, 01 Maret 2014

Yang Terjadi

Apakah sampai disini saja?,
Padahal baru saja dimulai,
Namun dunia sepertinya sedang tidak memihak,
Apakah dunia memihak kepada yang salah?,
Tidak, dia lebih tau kepada siapa harus memihak,
Biar dunia yang memilih,
Jangan sampai rasa egois menguasai semuanya,

Biarkan,
Hasil yang didapat itu sesuai dengan usaha yang dilakukan,
Inilah hasil akibat dari usaha yang telah dilakukan,
Tidak seperti yang diinginkan,
Tidak seperti yang diharapkan,
Tapi ini yang didapat,
Tidak apa,
Dada yang sempit mencoba untuk dilapangkan,

Kecewa atau menyesal?,
Tentu saja tidak,
Ini adalah sesuatu yang pantas,
Pantas diterima karena tidak ada usaha yang nyata,
Bodoh? mungkin,
Tapi apa yang harus dilakukan?,
Melakukan apa yang tidak bisa dilakukan,
Keluar dari batas kemampuan yang dimiliki,
Itu hanya akan memperburuk keadaan,
Jadi lebih baik diam,

Terima kasih,
Ya terima kasih,
Tidak untuk apa yang telah diperbuat,
Namun lebih kepada kesempatan yang telah dunia berikan,
Meski akhirnya tidak berada dipihaknya,

Perubahan,
Inilah buah terakhir yang dapat diambil,
Perubahan kearah yang positif tentunya,
Perubahan seperti apa?,
Entahlah,
Namun rasanya seperti kembali ke pribadi yang baik,

lalu bagaimana berikutnya?,
Masih seperti apa yang dilakukan sebelumnya,
Memperbaiki,
Namun rasanya akan berbeda,
Karena alasan sebuah tindakan mempengaruhi seberapa besar tindakan itu ,
Mencari alasan lain,
Alasan yang memberi pengaruh sama seperti sebelumnya,

Dan akhirnya berusaha kembali,
Mencari buku yang baru,
Buku yang akan diisi oleh sesuatu yang pantas,
Tapi sebelumnya,
Memperbaiki adalah hal yang utama,
Karena yang akan didapat adalah cerminan dari diri sendiri,

Tidak seperti orang kebanyakan,
Melakukan yang baik untuk dilakukan,
Dan baik bagi yang diperlakukan,
Mengapa tidak seperti itu?,
Keyakinan akan yang baik yang benar,
Melakukan yang baik tapi benar,
Meski menjadi bumerang untuk diri sendiri,

Meski begitu,
Masih ada rasa yakin yang tinggal,
Yakin akan apa yang diharapkan dapat terwujud,
Meski kecil,
Tapi kecil bisa berubah jadi besar,
Akan besar jika dunia kembali memihak,

Tidak akan ada yang tahu apa yang akan terjadi,
Karena ini masih sebuah rahasia,
Rahasia yang akan terbuka oleh waktu,
Muingkin nanti,
Semua akan tersenyum,
Tersenyum akan apa yang terjadi dikemudian hari,

Ya, dikemudian hari...